Kamis, 24 November 2016

Strategi Penciutan/Penghematan (Retrenchment)

Penghematan  terjadi  ketika  perusahaan  melakukan regrouping melalui  pengurangan  biaya dan  asset  untuk  mengatasi  penurunan  penjualan  dan  profit.  Strategi  ini  disebut  juga  strategi turnaround,  atau  reorganisasi.  Retrenchment  didesain  untuk  memperkuat  basic  kompetensi distingtif.  Selama  retrenchment, strategist bekerja  dengan  sumber  daya  terbatas  dan  menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan media.
Langkah awal dalam pelaksanaan strategi penghematan ini adalah menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat  perusahaan  mengalami  penurunan  penjualan.  Wujud  nyata  dari  strategi  ini  juga  berupa, pemangkasan  lini  produk,  penutupan  unit  bisnis,  penutupan  pabrik,  otomatisasi  proses, pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat.
Pedoman yang harus dijalankan agar strategi retrenchment efektif.
  1. Gagal  mencapai  tujuan  dan  sasaran  secara  konsisten, tetapi  perusahaan  memiliki kompetensi distingtif.
  2. Perusahaan adalah salah satu pesaing lemah.
  3.  Inefisiensi,  profitabilitas  rendah,  moral  karyawan  buruk,  serta  tekanan  dari  pemilik untuk melakukan reorganisasi.
  4. Manajemen stratejik gagal dilaksanakan.
  5. Pertumbuhan yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal.